Sebenarnya ada 5 genus tumbuhan sarang semut anggota famili Rubiaceae. Namun, hanya genus Hydnophytum dan Myrmecodia yang paling dekat Berasosiasi dengan semut. Hydnophytum terdiri atas 45 spesies; myrmecodia, 26 spesies. Semua spesies berbatang menggelembung dan berongga-rongga.
Dari sekian banyak jenis yang digunakan sebagai bahan obat oleh penduduk lokal di Asia Tenggara hanya Hydnophytum formicarum dan Myrmecodia tuberosa. Urek-urek polo -sebutan H. formicarumdi Jawa -untuk mengobati pembengkakan dan sakit kepala. Air rebusan banghai, nama Hydnophytum formicarum di Filipina - berfaedah untuk mengatasi liver dan masalah pencernaan.
Masyarakat Thailand menyebutnya hua roi ru. Mereka menggunakan serbuknya sebagai antelmintik Alias obat cacing, tonik jantung, penyakit tulang, penyakit kulit, penyakit paru-paru, sakit di persendian, dan sebagai bahan campuran untuk obat antidiabetes. Sedangkan di Malaysia, air rebusan sarang semut untuk mengobati kanker. Bi ky nam -nama lokal sarang semut di Vietnam -secara turun-temurun digunakan untuk mengobati hepatitis, rematik, dan diare.
Terbukti
Bagaimana pemanfaatan genus Myrmecodia? Catatan penggunaan myrmecodia untuk pengobatan tradisional lebih terbatas. Di Indonesia pasta spesies M. tuberosa untuk mengobati pembengkakan dan sakit kepala. Walau hanya informasi lisan, spesies lain M. pendans juga digunakan secara tradisional oleh penduduk di Papua untuk menyembuhkan bermacam-macam gangguan kesehatan.
Namun, tidak jelas jenis-jenis penyakit yang dapat disembuhkan dengan tumbuhan sarang semut jenis itu. Saat ini serbuk sarang semut yang beredar secara komersial di pasaran di Indonesia hanya M. pendans. Di beberapa negara Asean seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam, riset sarang semut Hydnophytum formicarum mulai dilakukan sejak 2002. Penelitian itu berkaitan dengan evaluasi toksisitas, antioksidan, dan antikanker. Hasilnya antara lain ekstrak metanol, metanol :air (1:1), dan air dari H. formicarum terbukti menghambat pertumbuhan beberapa jenis sel tumor dan kanker secara in vitro.
Mekanisme kerja sarang semut sebagai antikanker berupa induksi apoptosis yang ditunjukkan dengan perubahan morfologi dan fragmentasi DNA. Ekstrak etanol dari H.formicarum juga mengandung senyawa aktif inhibitor histone deacetylase (HDAC) yang memiliki aktivitas antikanker. Inhibitor HDAC merupakan kelas senyawa aktif yang saat ini tengah diuji klinis sebagai antikanker.
Bukti sahih
Inhibitor HDAC terbukti menghambat pertumbuhan sel tumor, menginduksi diferensiasi, dan menyebabkan kematian sel apoptotik sel-sel kanker payudara, paru-paru, indung telur, prostat, dan usus. Diduga inhibitor HDAC menyebabkan aktivasi transkripsional dari beberapa gen yang ekspresinya menyebabkan penghambatan pertumbuhan tumor.
Ekstrak air dan Kloroform dari H. formicarum juga memiliki aktivitas antioksidan yang kuat melalui uji radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Konsentrasi penghambatan (IC 50 )masing-masing 32,95 ?g/ml dan 39,1 ?g/ml.Sebuah golongan senyawa murni yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak heksana H. formicarum adalah stigmasterol. Ia memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara dan sel kanker nasofaring dengan nilai LC 50 87,7 mg/ml dan 34,3 mg/ml. Namun stigmasterol tidak memiliki aktivitas antioksidan melalui uji radikal bebas DPPH.
Riset aktivitas sarang semut M. pendans masih langka. Sarang semut jenis itulah yang sedang kami teliti di LIPI. Multikhasiat sarang semut jenis itu diduga kuat berkaitan dengan kandungan senyawa aktif, terutama flavonoid, tanin, tokoferol, multimineral (Ca, Na, K, P, Zn, Fe, Mg), dan polisakarida.
Ekstrak etanol M. pendans memiliki aktivitas antioksidan sedang. Konsentrasi penghambatan (IC 50) 48,6 ?g/ml. Ekstrak yang sama memiliki aktivitas pula sebagai inhibitor xanthine oxidase (antiasam urat) yang setara dengan allopurinol pada konsentrasi 200 ?g/ml. Uji toksisitas terhadap ekstrak air dari M. pendans menunjukkan, konsumsi sarang semut berdosis 3 x 1 sendok makan masih aman. Penelitian terus dilakukan terutama yang berhubungan dengan isolasi senyawa murni yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan antikanker.
Dari sekian banyak jenis sarang semut, hanya 3 spesies yang berkhasiat obat, H. formicarum, M. tuberosa dan M. pendans . Dari tiga spesies itu hanya H.formicarum dan M. pendans yang memiliki dukungan ilmiah. Sedangkan M. pendans secara luas telah terbukti khasiatnya secara empiris. Demi keamanan, masyarakat sebaiknya berhati-hati memilih jenis sarang semut sebagai obat.
Sumber: http://indonesiaindonesia.com/f/8196-tiga-terpercaya-antara-71-jenis/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar